Skip to main content

Teruntuk Aku, Kau Akan Baik-Baik Saja

 Aku terkapar di situasi yang tidak pernah kuduga,
terpapar kenyataan yang sulit kuterima,
terdampar bersama luka-duka,
lalu, terbentuk "aku" hari ini.

Sepertinya ini hampir jam ke delapan, sejak aku duduk di kursi sebuah restoran fast food terkenal dengan gambar seorang kakek sebagai iconnya, kau pasti sudah bisa menebak restoran yang aku maksud. Sebuah kesenangan tersendiri bagiku saat menyepi, menemani diriku sendiri,sembari mengerjakan beberapa hal.

Ini adalah hari kesekian sejak aku meninggalkan kota Makassar, untuk sejenak menetap di ibukota. Menikmati hiruk pikuk keramaian dan manusia yang tidak pernah berhenti untuk sibuk. Bukan perihal mudah untuk memutuskan ragaku mantap melangkah kesini. Aku menghabiskan banyak waktu untuk berpikir baik-baik, dengan segala konsekuensi yang mungkin saja boleh terjadi saat aku sudah di ibukota. Meninggalkan kota Makassar, yang merupakan zona aman yang nyaman untukku demi melangkahkan kaki ke ibukota.

Aku sendiri tidak pernah menyangka akan se-berani hari ini. Ada banyak hal yang aku lepaskan, entah apa yang membuatku begitu yakin dengan apa yang hari ini aku kerjakan. Dulu, aku bahkan sama sekali tidak ingin menginjakkan kaki (lagi) di ibukota hanya karena keramaiannya yang menurutku tidak nyaman. Hahaha. Lalu, hari ini aku terjebak disini, di keramaian yang sebenarnya ingin aku hindari.

Ah ya, aku hari ini banyak mengalami proses kehidupan. Ada banyak pembelajaran sejauh aku berada disini. Kehilangan dan kekecewaan tidak luput, beberapa rencana tidak sesuai dengan apa yang direncanakan di awal. Namun, tidak apa-apa. Aku memahami setiap luka sebagai sebuah proses yang pasti akan menemukan muaranya. Aku hanya harus berjuang, berdiri kembali di atas kedua kakiku sendiri. 

Berproses, belajar dari kesalahan. Memaafkan diri sendiri atas segala kecerobohan, memaafkan keadaan, dan tentu memaafkan siapa saja yang berhasil menciptakan luka. Kehidupan adalah proses yang panjang, dimana kita diharuskan untuk belajar. Tidak apa-apa jika melakukan kesalahan dan menempuh kegagalan. Setiap dari kita punya jatah untuk gagal, jangan jatuh terlalu lama. Bangkit dan perjuangkan apa yang ingin kau capai. Jika tidak tercapai, lagi-lagi tidak apa-apa. Kau manusia, kau tidak perlu hebat di segala hal.

Teruntuk aku, kau akan baik-baik saja.

Jakarta, 21 Oktober 2019

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Nenek Tua

Minggu pagi kemarin, dengan menumpangi kereta aku menuju ke Depok untuk menghadiri sebuah acara. Seperti biasa, di perjalanan aku memanfaatkan untuk bermain gadget. Tiba-tiba, notifikasi dari aplikasi Whatsapp muncul di layar. Sebuah pesan dari Mama yang kini sudah tidak muda lagi. Sedikit lucu, nenek-nenek yang baru saja merayakan ulangtahun ke 62-nya ini mengirim pesan di WA dengan sapaan “Piu” , sapaan yang kerapkali digunakan oleh anak-anak jaman now. Sedikit kaget, karena sepengetahuanku HP android beliau rusak. Selanjutnya, aku sadar ternyata ada banyak sekali momen yang terlewatkan bareng beliau. Aku tidak lagi banyak tahu apa yang sedang beliau lakukan, bahkan makanan apa yang sedang dia makan hari ini.

Hai? Apa Kabar?

Setelah hampir tiga tahun tidak memposting apa-apa, akhirnya entah niat dari mana siang ini aku ingin melakukan hal menyenangkan disini. Sebenarnya ini bukan blog baru, aku mulai menulis di blog sejak tahun 2013. Hampir lima puluh postingan aku draft- kan kembali, bukan apa-apa. Saat aku membacanya, rasanya geli sendiri. Hahahaha, jadi kau tak perlu membacanya, biar aku saja sebab kau tak akan khuattt!! 😁 Oke baik, apa yang akan kita perbincangkan di blog ini? Apakah kau punya ide yang menarik? Sejauh ini, sesuai tagline websiteku "Hidup Akan Terasa Lebih Indah, Saat Bisa Bermanfaat Bagi Orang Lain"  aku akan menulis banyak hal mengenai pandanganku tentang kehidupan. Bukan sebuah kebetulan jika laman sosial mediaku penuh dengan curahan banyak hati yang tidak tahu kemana akan melampiaskan kesedihannya. Beberapa pesan hanya mampu kubaca tanpa membalasnya, semoga kau paham bahwa aku juga punya kehidupan di dunia nyata yang harus kukerjakan setiap harinya. Namun, tenang s